SAHABAT
ADALAH SEGALANYA
“Sahabat adalah dia yang tau kekuranganmu, namun menunjukkan
kelebihanmu. Sahabat adalah dia yang tau tentang ketakutanmu, namu ia
menunjukan keberanianmu”
******
Mempunyai sahabat memang menyenangkan. Setiap hari selalu
bersama sambil menceritakan banyak hal yang dialami. Kadang bercerita tentang
sesuatu hal yang menyedihkan, tapi terkadang juga menceritakan hal yang
menyenangkan hingga membuat kami tertawa bersama. Seperti itulah hubungan
persahabatan yang telah kami jalin dalam beberapa tahun ini.
Namaku
Fildza Hasnamudhia, biasa di panggil ody atau audy. Saat ini usiaku baru
menginjak 14 tahun dan duduk di bangku kelas 3 SMP. Tak ada yang istimewa
dariku. Aku hanyalah gadis biasa, yang tidak terlalu pintar, dan
Tiga tahun
lalu aku bertemu dengan 3 orang gadis yang seumuran denganku. tepatnya pada
saat upacara penerimaan murid tahun ajaran baru di SMP tempatku bersekolah saat
ini. Bella, Salsha, dan Cassie. Itulah
nama ketiga gadis itu dan sekarang mereka telah menjadi sahabatku. Aku juga
mempunyai 7 orang sahabat yang berteman denganku dari SD, dan 1 orang sahabat
yang berteman denganku dari TK , yaitu Zulfa. Jadi, sekarang kami bersahabat
menjadi 11 orang. memang sangat banyak, tetapi mereka sangat menyenangkan. Sejak berteman dengan mereka hidupku berubah
menjadi lebih baik dan menyenangkan.
******
Hari ini
masih sama seperti biasanya. Di bawah langit yang cerah, kami berkumpul di
sini, membuat lingkaran seperti biasannya. Di pinggir lapangan sekolah dekat
kelas kami. Sebelum bel masuk berbunyi , kami memang sering bercerita di tempat
ini. Tempat ini memang hanya sebuah lapangan sekolah yang sangat ramai dengan
para siswa yang baru datang ke sekolah dan mondar-mandir untuk menunggu bel
masuk dibunyikan. Namun, kami selalu merasa kalau tempat ini sangat nyaman.
Yaah kecuali saat panas atau hujan kita akan langsung mencari tempat untuk
berteduh. Biasanya yang kami lakukan di sini hanya bermain bersama sambil
menceritakan banyak hal yang telah kami alami dan kami ketahui.
“Oh, ya. Bukannya satu minggu lagi kita Ujian Tengah
Semester, ya?” tanya Bella memastikan.
“Hm… kurasa itu akan menjadi saat-saat yang menyiksa bagi otakku yang pelupa ini,” gumam Shanin sambil memukul-mukul kepalaku pelan.
“Tenang saja! Kan, di setiap nomor ada pilihan jawaban. Tinggal pilih saja salah satunya. Kalau beruntung mungkin hasilnya akan memuaskan,” ujar Cassie santai sambil tertawa.
“Iya, kalau beruntung. Kalau nggak beruntung, kan nanti nilainya jelek,” sahut Salsha sambil melirik Cassie dengan tertawa. Sementara Salsha tak menjawab dan terus tertawa.
“Eh, tadi malam aku mimpi buruk,” kata Tival secara tiba-tiba, sehingga membuat pandangan kami langsung tertuju padanya.
“Mimpi apa?” tanya kami kompak.
“Tapi jangan marah, ya? Soalnya mimpiku benar-benar buruk,” jawab Tival dengan wajah yang tampak ragu.
“Udah, cerita aja!” kata Steffi tak sabar. Sepertinya ia benar-benar merasa penasaran dengan mimpi yang dialami Tival.
“Hm… kurasa itu akan menjadi saat-saat yang menyiksa bagi otakku yang pelupa ini,” gumam Shanin sambil memukul-mukul kepalaku pelan.
“Tenang saja! Kan, di setiap nomor ada pilihan jawaban. Tinggal pilih saja salah satunya. Kalau beruntung mungkin hasilnya akan memuaskan,” ujar Cassie santai sambil tertawa.
“Iya, kalau beruntung. Kalau nggak beruntung, kan nanti nilainya jelek,” sahut Salsha sambil melirik Cassie dengan tertawa. Sementara Salsha tak menjawab dan terus tertawa.
“Eh, tadi malam aku mimpi buruk,” kata Tival secara tiba-tiba, sehingga membuat pandangan kami langsung tertuju padanya.
“Mimpi apa?” tanya kami kompak.
“Tapi jangan marah, ya? Soalnya mimpiku benar-benar buruk,” jawab Tival dengan wajah yang tampak ragu.
“Udah, cerita aja!” kata Steffi tak sabar. Sepertinya ia benar-benar merasa penasaran dengan mimpi yang dialami Tival.
“Semalam aku mimpi kalau kita gak lulus UN” kata Tival dengan
pelan
“Jangan gitu donk, aku takut ntar benar-benar terjadi” ucap
Salsha
“Udah gak usah dipikirin. mudah-mudahkan gak, itu kan hanya
mimpi.” Ucapku sambil menenangkan mereka
“Iya
, itu kan hanya mimpi. Gak usah terlalu dipikirin, yang penting kita belajar
dan berdoa” kata Zulfa
“Yaudah
yuk masuk kelas, udah bel tuh” kata Tival.
Setelah beberapa jam belajar, akhirnya bel pulang berbunyi
bertanda jam pelajaran telah usai. sebelum pulang kami yang muslim diwajibkan
untuk sholat zuhur berjamaah di masjid dekat sekolah. Setelah selesai sholat
kami beranjak pulang kerumah. Cuaca yang panas tidak menyurutkan kami dan para
siswa lain untuk pulang kerumah.
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya taksi langganan kami
datang. Kami cepat-cepat masuk ke dalam taksi sebelum tidak mendapat tempat
duduk, yang tidak mendapat tempat duduk akan duduk di bawah dan siap-siap
roknya panas.
“Sebentar
sore ke rumahku yuuk” kata Zulfa
“Ngapain?”
tanya Cassie
“Bermain
atau ngapain kek, aku bosan sendiri di rumah” jawab Zulfa
“Yaudah,
aku Insya Allah yaa” kataku
“Oke
, di rumahku jam setengah 4 yaa” ucap Zulfa
“Sipp”
jawab kami serentak
*****
Setelah sampai dirumah, aku
cepat-cepat ganti baju dan segera makan siang. Sehabis makan siang aku tidur
sebentar sebelum ke rumah Zulfa.
Sebelum ke rumah Zulfa , aku minta
izin sama mama aku . Mamaku sih izinin aku keluar-keluar asalkan hanya dirumah
saja dan tidak keluyuran kemana-mana
*****
“Yang
lain mana?” tanyaku
“Belum
datang, taulah mereka jam karet haha” jawab Zulfa
“Iya
nih, kan udah di bilang datang jam setengah 4, palingan mereka datang jam 4”
kata aku
“Yaudah
nunggu di kamar yuuk , panas nih” kata Zulfa
Setelah beberapa lama menunggu,
akhirnya mereka datang satu per satu
“Beli
es krim yuk di kios sebelah” ucap Tival
“Yuk
udah. aku mau beli minuman juga, udah haus banget nih” kata Steffi
Memang setiap kumpul-kumpul kami
selalu membeli es krim. Tival tuh yang paling doyan sama es krim. Yang lain
hanya beli satu es krim , dia malah beli dua es krim. Di antara kami semua,
Tival yang paling besar dan tinggi, tetapi dia yang paling penakut tentang
hal-hal mistis.
*****
Seperti biasa, sebelum bel masuk
kami selalu duduk di pinggir lapangan sambil membentuk lingkaran. Tetapi,
sekarang kami sedang belajar bersama untuk persiapan UAS, sambil bercerita sih.
Walaupun niatnya untuk belajar , pasti bukan hanya belajar tetapi sambil
bercerita. Itulah kami. Hal yang paling menyenangkan adalah dimana saat kami
semua berkumpul sambil tertawa bersama-sama.
Kata guru-guru kami UN bulan April.
Sebenarnya takut sih kalau aku tidak lulus. Maka dari itu setiap malam aku
belajar dengan giat agar bias dapat nilai yang memuaskan.
Kami telah merencanakan mau masuk
SMA dimana. Kebanyakan sih mau masuk SMA di luar kota, nanti kalau tidak lulus
baru masuk SMA di sini. Ada juga yang tidak mendaftar SMA diluar kota karena
belum di kasih orangtua untuk sekolah di luar kota. Aku Insya Allah mau masuk
SMA 17 Makassar, yaa itu pun kalau lulus. Yang lain ada yang mau masuk di
Surabaya, Kalimantan, atau Palu.
Sedih sih karena sudah mau pisah dari mereka. Maunya satu sekolah
bareng lagi. Maunya SMP terus, tapi kan gak mungkin. Masa yang lain udah SMA
kita masih SMP.
Kami mempunyai janji, kalau sudah SMA nanti kami akan tetap
berkomunikasi walaupun jauh, kalau ada waktu kami akan kumpul-kumpul, dan tidak
akan melupakan satu sama lain.
“Senyuman seorang sahabat hanya akan terlihat jika kamu tersentum dan mendapat kebahagiaan”
****SELESAI****